SAMARINDA – Kebanggaan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim, Muhammad Syafranuddin kepada pustakawaan cukup tinggi. Tak heran, ia selalu memperhatikan dan berjuang untuk memberikan kesempatan kepada pustakawan di lingkungan DPK untuk meningkatkan Pendidikan.
Menurut Syafranuddin, keberadaan pustakawan mempunyai andil besar dalam aktifitas sebuah perpustakaan. “Perpustakaan taka da artinya tanpa pustakawan, mereka adalah orang-orang yang peduli dengan ketersedian dan kelayakan buku-buku untuk dibaca pemusaka yang haus akan ilmu pengetahuan,” ujarnya, Jumat (7/7/2023).
Ungkapan pria yang akrab disapa Ivan ini disampaikan bertepatan dengan Peringatan Hari Pustakawan Tahun 2023 yang diperingati pada tanggal 7 Juli 2023.
“Terima kasih banyak kepada pustakawan yang masih bertahan dan bersedia menyandang sebagai pustawakan, meski masih terdapat penilaian yang menyebut orang-orang yang bekerja di lingkungan perpustakaan adalah orang yang masuk kotak dan tidak punya masa depan yang cerah,” ungkap mantan Karo ADPIM Setda Kaltim ini.
Dijelaskan, tugas dan fungsi Perpustakaan tidak semata mengurus buku-buku semata tetapi bagaimana menyediakan buku atau bahan bacaan yang berkualitas, sesuai dengan zamannya serta menyimpan dengan baik sehingga saat diperlukan dengan mudah didapat.
Proses bahan bacaan hingga ke etalase – etalase yang bisa dinikmati pemusaka itu, diuraikan Ivan cukup panjang dan memerlukan ketelatenan. “Semua proses itu ditangani pustakawan, termasuk memberikan layanan dan merawat buku – buku tersebut hingga layak dibaca pengunjung,” ungkap mantan Camat Muara Ancalong Kutim ini.
Sekarang ini, lanjutnya, semua perpustakaan di Indonesia berlomba-lomba untuk berdandan degan moles dirinya sehingga perpustakaan menjadi nyaman bagi pengunjung. Konsep yang disebut dengan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, diakuinya, semata-mata meningkatkan kualitas SDM Indonesia termasuk minat baca.
“Berdasarkan survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah,” ungkapnya.
DPK Kaltim, diakuinya terus berusaha melakukan pembenahan baik internal maupun eksternal sesuai Tufoksi terlebih-lebih Kaltim sudah menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia yang secara resmi diwujudkan pada tanggalk 17 Agustus 2024 nanti.
“Saat ini DPK Kaltim sedang menyebarkan Buncu Baca Etam yakni pelayanan berupa buku digital yang bisa diakses dalam jarak 200 meter persegi,” sebutnya seraya menambahkan BBE juga nantinya ditempatkan di Long Pahangai dan Long Apari serta daerah yang padat penduduknya.(adv)