BONTANG – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) pasti kabar hoaks akan banyak bertebaran baik di media sosial maupun situs-situs yang tidak terpercaya. Ini terlihat dari data kabar bohong atau hoaks pada Pemilu 2019 lalu. Kominfo mencatat ada 3.356 hoaks yang bertebaran pada rentang waktu 2018-2019.
Plt. Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan, jumlah hoaks yang berhasil ditelusuri oleh Tim AIS Kementerian Kominfo berjumlah 3.356 hoaks.
“Itu hasil penelusuran Tim AIS Kominfo selama satu periode, yakni sejak bulan Agustus 2018 sampai 30 September 2019,,” kata Ferdinandus di Jakarta, Selasa (1/10/2019) di kutip dari situs Kominfo.go.id, pada Selasa (20/12/2022).
Sementara Mafindo mencatat jumlah hoaks politik yang ditemukan di www.Turnbackhoax.id pada bulan Mei 2019 berjumlah 73 hoaks, sementara di bulan April ditemukan 108 hoaks. Artinya, terjadi penurunan hoaks politik dari bulan sebelumnya sebesar 35 hoaks, dilansir dari Mafindo.or.id pada Selasa (20/12/2022). Dari beragam hoaks yang ada, salah satunya
kembali muncul yakni Hoaks KTP-el ganda untuk Pemilu tahun 2024.
Dari bentuk foto yang menyebar di akun twitter ada gambar foto KTP-el yang dimiliki satu orang dengan tiga KTP ganda. Foto tersebut di unggah pada 25 Agustus 2022 pukul 14.07 WIB.
Narasi dari unggahan foto tersebut yakni:
“INI BUKTI NYATA SEORANG NON PRI PUNYA 3 KTP DAN 3 NPWP DGN IDETINTITAS YG BERBEDA…Persiapan kecurangan Pemilu (PILPRES) 2024 sdh diawali.”
Dilansir dari Merdeka.com, Selasa (20/12/2022), Setelah ditelusuri, terlihat foto KTP dan NPWP ganda identik dengan gambar yang diunggah pada situs berita BBC pada 10 Februari 2017 lalu. Ditulis, jika foto tersebut semula diunggah akun Twitter Andi Arief pada Februari 2017.
Terkait ini, gambar tersebut merupakan kabar hoaks yang telah dibantah oleh Kemendagri.
Dirjen Kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrullah mengatakan bahwa KTP-el yang ada itu merupakan KTP yang berasal dari Indonesia dibawa ke luar negeri kemudian dikirim kembali ke dalam negeri yang kutip dari Merdeka.com, 2 September 2022.
Pola hoaks seperti pada Pemilu 2019 sangat mungkin terjadi lagi di Pemilu 2024 mendatang. Untuk itu kita perlu waspadai pola-pola hoaks yang sama pada Pemilu 2024. Komisioner KPU Kota Bontang, Azis Maidy Muspa mengungkapkan ada beberapa hal yang harus dilakukan masyarakat dalam menyikapi kabar hoaks yang beredar.
“Tentu kita tidak dengan mudah menyatakan informasi tersebut sebagai hoaks. Setelah mengetahui jenis atau kategori dari informasi, kita akan tahu bagaimana menyikapi informasi. Sebagai Lembaga tentunya KPU Bontang akan memastikan sumber dari setiap informasi yang diterima, tentu dengan metode identifikasi ataupun klarifikasi,” kata Azis Maidy Muspa kepada Mediakaltim.com, Rabu (21/12/2022).
Selain itu, Azis Maidy Muspa memberikan tips yang harus dilakukan saat menerima kabar Hoaks. Dalam memastikan sumber kabar yang di dapat, dirinya menyarankan beberapa hal.
Pertama bersikap kritis dalam menyandingkan berita atau informasi yang sejenis atau setipe dari media terpercaya minimal dua kali (double check). Kemudian, saring sebelum sharing memeriksa kebenaran informasi/ berita tersebut sebelum dibagikan kepada orang lain. Hingga memperkuat literasi media dengan menganalisa pesan yang disampaikan media sosial/ media massa, mempertimbangkan tujuan komersil dan politik dibalik pesan di media, dan meneliti siapa yang bertanggung jawab atau informasi yang dipublikasikan.
“Klik tombol report (laporkan) jika menemukan berita atau informasi yang mencurigakan sebelum dishare lebih banyak orang,” jelas Azis.
Cara lain adalah kabar mengecek di situs KPU RI atau KPUD, pastikan sumber yang di dapatkan apakah terpercaya atau tidak. Kemudian, cek kembali kabar tersebut melalui situs yang telah menyediakan pengecekan fakta di beberapa situs, seperti cekfakta.com
Selain mengecek informasi pada media online terpercaya maupun ke sumber aslinya seperti pada situs KPU ATAU KPUD setempat, kita bisa cek asal mula foto atau video dengan menggunakan tools atau perangkat lunak. Perangkat seperti Google Image (https://images.google.com/) dan Yandex (https://yandex.com/) dapat digunakan secara gratis untuk cek asal mula foto/video.
Seperti hoaks pada foto KTP-El ganda tersebut, polanya menggunakan foto lama yang diberi keterangan baru, seolah baru terjadi menjelang Pemilu 2024. Caranya ambil foto atau tangkapan layar (capture) video, lalu masukkan ke Google Image atau Yandex.com. Nanti perangkat tersebut akan memunculkan deretan foto yang sama/mirip. Pilih gambar/image yang sama/mirip, maka akan muncul informasi bahwa foto KTP El ganda tersebut sebenarnya foto dari BBC.com tahun 2017, yang tidak ada hubungannya dengan Pemilu 2024.
Saat menerima informasi/kabar dari seseorang mengenai Pemilu untuk mengecek di situs KPU RI atau KPUD, pastikan sumber yang didapatkan apakah terpercaya atau tidak. Kemudian, cek kembali kabar tersebut melalui fortal yang telah menyediakan pengecekan fakta di beberapa situs, seperti cekfakta.com. (yah)
NB: Liputan ini merupakan Fellowship Prebungking Google News Inisiative bersama AJI Indonesia dan AJI Kota Samarinda.