TENGGARONG – Tingginya kasus kekerasan di Kutai Kartanegara (Kukar), diikuti dengan meningkatnya kesadaran dan laporan menunjukkan kepercayaan masyarakat pada penanganan kasus. Maka dengan itu, dilakukan sosialisasi layanan SAPA 129, sebagai program kegiatan provinsi untuk mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang dilaksanakan pada (19/2/2025).
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), DP3A Kukar, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), dan seluruh elemen masyarakat.
Kepala DKP3A Kaltim, Noryani Sorayalita, menjelaskan bahwa dari jumlah kekerasan di Kukar merupakan kabupaten terbesar kasus kekerasan setelah samarinda. Namun diikuti dengan kesadaran dan keberanian warganya untuk melapor.
“Sehingga masyarakat lebih mudah melaporkan dan juga kepercayaan masyarakat bahwa kasus kasus yang dilaporkan itu ditangani dengan baik, banyaknya laporan jika tidak ditangani dengan baik dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penanganan dari kekerasan tersebut,” ujar Noryani Sorayalita.
Diketahui sebelumnya pada tanggal 3 Desember 2024, telah dilakukan deklarasi stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk melaporkan kekerasan pada pihak berwenang. Serta pemerintah daerah dalam membangun jejaring masyarakat media masa, sehingga beban untuk penangan kasus kekerasan bukan hanya tugas pemerintah tapi secara bersama dengan lembaga dan masyarakat yang berkompeten untuk penangan kasus kekerasan ini.
“Di Kaltim ini dari tiga tahun terakhir tadinya meningkat tapi di tahun 2024 menurun walaupun hanya 9 persen dari 1.108 menjadi 1.102 kasus, ” tambahnya.
Dengan ini harapanya kedepan adanya kesadaran masyarakat dalam pengawasan kasus kekerasan yang tidak bisa diprediksi pelakunya bisa siapa saja, dengan mengundang seluruh elemen masyarakat secara bersama sama bersinergi untuk mengetahui adanya layanan sapa 129 dan bentuk kekerasan.
“Dalam hal ini harapan kami Kukar lebih baik penanganannya, jadi walaupun kasusnya naik tapi kasusnya ditangani lebih baik itu lebih bagus, ” tutup Noryani Sorayalita.
Penulis : Shavira Ramadhanita
Editor : Muhammad Rafi’i