BONTANG – Hujan sempat turun membasahi Bontang pada Kamis (5/6/2025) setelah Salat Magrib. Namun pukul 20.00 WITA, cuaca mulai bersahabat. Warga Perumahan Bukit Sekatup Damai (BSD) yang sejak siang bersiap, langsung memenuhi halaman Masjid Fathul Khoir. Suara takbir menggema dari pengeras suara masjid, menandai dimulainya pawai keliling yang sudah lama dinantikan.
Tahun ini, kegiatan takbir keliling mengangkat tema “Gema Takbir BSD Menyapa Dunia Idul Adha”, sebuah ajakan agar semangat syiar tak hanya terasa di lingkungan BSD, tetapi juga menggema lebih luas sebagai simbol persatuan umat Islam.
Takbir keliling ini diikuti warga dari berbagai RT di lingkungan BSD. Anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut dalam barisan. Mereka membawa spanduk, lampu hias, miniatur islami, hingga rebana. Beberapa ibu-ibu tampil seragam, memberi ciri khas tersendiri dari RT masing-masing.
Acara dimulai dari depan Masjid Fathul Khoir dan dilepas oleh Ustaz Tabi’in Noor, yang juga memperkenalkan tiap kontingen peserta. Ia menyampaikan bahwa penilaian didasarkan pada kekompakan, kreativitas, dan semangat syiar.
RT 28 membawa miniatur Bahtera Nabi Nuh, dihias dengan boneka hewan dan lampu warna-warni. RT 26 menampilkan replika Kakbah yang didorong bergiliran oleh warga. Sementara RT 39 hadir dengan miniatur unta berlampu LED diiringi rebana para ibu-ibu. Semuanya tampil maksimal dan tertib sepanjang rute.
Ketua RT 39, Akhiruddin, mengatakan pihaknya ingin tampil semarak dan rapi tahun ini.
“Kami ingin maksimal. Beberapa hari sebelumnya kami sudah latihan. Anak-anak, ibu-ibu, semuanya ikut terlibat,” ujarnya saat ditemui di sela memimpin rombongan RT 39.
Selain tiga RT tersebut, RT 30 menampilkan barisan anak-anak mengenakan kostum emas-putih bertema kurban, membawa spanduk bertuliskan “Qurban Kita, Senyum Mereka” dengan balon angka dan lampu hias. RT 36 tampil dengan nuansa serba hitam-hitam dan syal kuning, mengusung tema islami, dilengkapi lampu sorot dan tongkat bercahaya. RT 41 memukau dengan iring-iringan tokoh berjubah ala Timur Tengah, membawa simbol dakwah dan perlengkapan khas. Sementara RT 27 menyuguhkan miniatur unta dan taman hijau, lengkap dengan hiasan lampion dan aksen khas padang pasir.
Rute pawai melintasi Jl. Gunung Slamet – Gunung Putri – Cipto Mangunkusumo – putar balik di depan BC Mart – lalu kembali ke Masjid Fathul Khoir. Pawai dikawal aparat kepolisian dan relawan warga untuk menjaga ketertiban.
Sepanjang jalan, terlihat sejumlah warga berdiri di pinggir trotoar menyaksikan iring-iringan. Pengendara yang lewat memperlambat laju motor atau mobilnya, bahkan beberapa berhenti sebentar untuk mengambil foto. Jalanan di lingkungan BSD malam ini berubah jadi arena syiar terbuka.
Yang menonjol dari takbir keliling tahun ini bukan hanya jumlah peserta, tapi bagaimana tiap RT tampil serius dan tertib. Miniatur yang dibuat sendiri, kostum yang disiapkan bersama, dan semangat warga terlihat nyata sepanjang barisan.
Takbir keliling di BSD bukan sekadar acara rutin. Ini bagian dari tradisi warga dalam menyambut Iduladha, yang terus dijaga dari tahun ke tahun.
Sebagai informasi, untuk wilayah perumahan BSD, Salat Iduladha akan digelar Jumat pagi (6/6) di Bundaran BSD, sementara penyembelihan kurban dilaksanakan Sabtu (7/6).
Ya, malam takbiran ini sudah cukup menggambarkan satu hal: semangat warga BSD tetap hidup. Takbir bergema, warga bersatu. Itu yang paling penting.
Oleh: Agus Susanto