spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Esports, dari Sekadar Hiburan Jadi Prestasi

Esports atau olahraga elektronik sedang booming di Indonesia. Game online yang dulu memiliki stigma negatif di sebagian kalangan orangtua, kini juga bisa membuahkan prestasi.

TIM PELIPUT: Andi Desky, Muhammad Rafi’i

Piala Presiden Esports 2021 sukses dilaksanakan akhir tahun lalu. Event olahraga elektronik dengan total hadiah Rp 2 miliar ini berhasil menghimpun lebih 130 ribu peserta dari berbagai daerah di Indonesia, sejak awal turnamen digelar pada Oktober 2021. Sementara jumlah penonton mencapai 88 juta viewer. Padahal panitia hanya menargetkan 50 juta penonton.

Hal ini menunjukkan minat masyarakat terhadap esports cukup tinggi. Hasil riset, agen komunikasi di Asia Tenggara, Vero menyebutkan masyarakat Indonesia yang terlibat dalam esports pada 2021 mencapai 52 juta. Hasil riset Vero juga menyebutkan penggemar olahraga elektronik ini masih didominasi laki-laki, yaitu 53 persen, sementara perempuan 47 persen.

Perkembangan esports di Indonesia tidak lepas dari banyaknya kompetisi yang digelar. Esports bahkan sudah dipertandingkan dalam bentuk ekshibisi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua 21-26 September 2021. Dalam waktu dekat atlet esports Indonesia akan menghadapi pesta olahraga Asia Tenggara SEA Games 2022 di Vietnam pada 12-23 Mei 2022.

Bahkan Indonesia telah ditunjuk International Esports Federation (IESF) sebagai penyelenggara kejuaraan dunia esports edisi ke-14. Piala Dunia Esports 2022 akan digelar di Bali pada 27 November hingga 8 Desember 2022. Tahun ini, IESF World Championship akan diikuti 127 negara yang menghadirkan 150 delegasi dan 30 media dari seluruh dunia.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) memang telah mengakui esports sebagai cabang olahraga prestasi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KONI Pusat pada 25-27 Agustus 2020. Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) juga diakui sebagai badan resmi pemerintah yang menaungi esports dibawah KONI.

“Esports layak menjadi cabang olahraga karena menggunakan kecepatan, ketangkasan, dan strategi seperti pada olahraga umumnya,” kata Ketua Harian PB ESI Bambang Sunarwibowo, dikutip dari kompas.com, 27 Agustus 2020. Esports tambahnya, sudah banyak dipertandingkan pada event nasional dan internasional, seperti Asian Games 2018 dan SEA Games 2019.

Dalam dunia olahraga, esports bisa masuk dalam kategori olahraga yang melibatkan motorik halus, layaknya permainan catur dan bridge. Sementara olahraga yang umum merupakan aktivitas yang banyak melibatkan motorik kasar. Sementara sebagai olahraga prestasi, maka esport adalah profesi. Berbeda dengan bermain game untuk rekreasi, hiburan, atau sekadar mengisi waktu luang.

Di Kaltim, esports pun berkembang pesat. Beberapa potensial esports di Kaltim bermunculan. Bahkan banyak pemain Kaltim yang dikontrak klub di Jakarta dan Surabaya. Dikutip dari kaltimkece.id, Ketua Harian ESI Kaltim Darwin Tandrin mengatakan, mereka digaji secara profesional Rp5 juta-10 juta per bulan. “Kami ingin mereka kembali untuk membela Kaltim,” ujar Darwin, 17 Maret 2020.

Ketua Bidang Atlet, Kompetisi dan Prestasi, Pengurus Provinsi Esports Indonesia (Pengprov ESI) Kaltim, Teddy Kurniawan mengatakan olahraga elektronik di Kaltim memiliki beberapa divisi. Yaitu, divisi PUBG Mobile dengan 230 tim yang terdaftar. Kemudian divisi Mobile Legend ada 150 tim, divisi console Play Stations Pro Evolution Soccer (PES) ada 405 pemain, divisi Arena of Valor 19 tim, divisi Free Fire 240 tim, dan divisi Dota 2 ada 11 tim.

Menurutnya, masih banyak tim dan pemain yang belum mendaftar. Dia meminta yang belun terdaftar segera mendaftar ke ESI Kaltim. Sejumlah tim yang telah terdaftar ungkap Teddy, akan disiapkan untuk beberapa kompetisi esports, baik kejuaran level nasional maupun internasional. ESI juga tengah mempersiapkan tim dan pemain untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim di Berau.

Dia juga mengatakan pada PON Papua tahun lalu, esports sudah dipertandingkan sebagai ekshibisi. Berikutnya ESI Kaltim akan mempersiapkan untuk berlaga pada PON XXI Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) pada 2024 nanti. “Bulan November nanti juga ada kejuaraan dunia di Bali. Kita persiapkan atlet karena di PON, SEA Games dan Asian Games esports sudah dipertandingkan,” jelasnya.

Dia mengakui sejauh ini prestasi atlet esports di Kaltim belum terlalu bersinar. Pada PON Papua lalu, Kaltim hanya bisa lolos kualifikasi untuk divisi PES saja. Untuk itu sejumlah persiapan dilakukan di training center, Sekretariat ESI Kaltim di Kelurahan Loa Bakung, Sungai Kunjang, Samarinda. Termasuk upaya merekrut pemain profesional asal Kaltim yang membela sejumlah tim esports nasional.

“Ke depan mekanismenya bakalan kita seleksi lagi dari tim yang ada dan digabungkan. Kami sudah berkomunikasi dengan mereka pro player (pemain profesional, Red.) di tim yang ada. Target kita bisa mengirim atlet kita (Kaltim, Red.) ke kejuaraan dunia esports di Bali November nanti,” jelasnya kepada Media Kaltim, Sabtu (19/3/2022).

Untuk diketahui, Pengurus Besar (PB) ESI dilantik 18 Januari 2020. PB ESI dipimpin Jenderal Polisi (Purnawirawan) Budi Gunawan. Sementara pengurus ESI Kaltim dilantik secara virtual bersamaan dengan 33 pengurus ESI di provinsi di Indonesia pada 14 Maret 2020. ESI Kaltim dipimpin Brigadir Jenderal TNI Moch Amin dan Ketua Harian, Darwin Tandrin.

Sementara ESI Kutai Kartanegara (Kukar) saat ini bersiap menghadapi Porprov Kaltim pada November 2022 di Berau. Untuk menghadapi Porprov, ESI akan menggelar seleksi setelah Ramadan. Bendahara Umum ESI Kukar, Muhammad Prabowo Arah mengatakan, ada 20 nomor tanding yang akan diikuti atlet Kukar di Porprov. “Atlet Kukar diharapkan maksimal tampil di Porprov,” jelas Prabowo.

ESI Kukar katanya, juga menggelar berbagai turnamen untuk menjaring atlet-atlet potensial. ESI Kukar katanya, saat ini sudah mendata sekitar 11-16 tim potensial. Namun sebenarnya lebih banyak dari jumlah tersebut karena tim baru terus bermunculan. Saat ada kompetisi kategori PUBG saja katanya, yang ikut bisa 200 tim se-Kukar. Kategori Mobile Legend bisa menembus 64 tim.

Kukar katanya, sebenarnya memiliki atlet esports dengan segudang prestasi. Dia mencontohkan pada divisi PES (Pro Evolution Soccer), ada Ady Qwa dan Dede yang sudah malang melintang membela tim profesional di Liga Thailand. Bahkan menjadi pemain tim nasional (timnas) Indonesia. Player PUBG Kukar tambahnya, juga sudah ada yang bermain di liga nasional.

“Dukungan KONI Kukar sangat maksimal. Kebutuhan kita terfasilitasi, tidak terlalu rumit pengadaannya. Ditambah terbilang mudah dan digemari, makanya mudah mencari atlet,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu atlet ESI yang pernah berlaga di Liga Thailand, Ady Qwa, mengatakan Porprov  Kaltim merupakan kesempatan bagi pengurus ESI Kukar untuk unjuk gigi, dengan memastikan ESI Kukar bisa menjadi yang terbaik. “Atlet Kukar tinggal memperbanyak jam terbang dan menyiapkan mental, attitude, itu tugas beratnya,” ungkap pemain timnas PES Indonesia ini.

Pria yang masuk tim pelatih ESI Kaltim dalam ekshibisi di PON XX Papua lalu ini, menyebut perkembangan esports di Kukar sangat baik. Tinggal membina dan mencari bibit-bibit baru di seluruh kecamatan di Kukar. “Paling tidak 18 kecamatan ada perwakilan. Ini juga sebagai langkah edukasi, agar bermain game tidak menjadi stigma negatif lagi,” ungkap pria kelahiran Kukar ini.  (eky/afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti