spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dua Pekan setelah Dibunuh, Kulit Korban Dicabuti, TNI Janji Transparan Ungkap Proses Hukum Praka MAM

BALIKPAPAN – Malam baru saja turun di Balikpapan ketika Prajurit Kepala MAM membonceng kekasihnya, Riski Rahmadhini, menuju Jalan Mulawarman di Manggar, Balikpapan Timur. Sejoli berusia 32 tahun dan 30 tahun itu kemudian berbelok ke kiri menuju perbukitan yang jauh dari keramaian di Jalan Proklamasi. Sepi merayap ketika Praka MAM memarkirkan sepeda motornya. Keduanya lantas berjalan kaki ke arah hutan.

Praka MAM dan Riski, Senin (1/3/2021) itu,  menuruni sebuah jurang sedalam 100 meter. Mereka berjalan kaki lagi sejauh 200 meter dan tiba di tempat yang penuh pepohonan dan semak belukar. Hanya mereka berdua yang tahu apa yang mereka bicarakan di situ. Yang jelas, pertemuan itu berakhir setelah MAM mencabut nyawa kekasihnya dengan tangan kosong. “Setelah itu, jenazahnya ditinggal begitu saja,” terang Kepala Seksi Penyelidikan, Polisi Militer Kodam VI/Mulawarman, Mayor Infanteri A Syaf’i.

[irp posts=”12993″ name=”Habisi Kekasih karena Didesak Menikah, Kisah Pembunuhan yang Dilakukan Oknum TNI di Balikpapan”]

Selepas salat Jumat (16/4/2021), polisi militer mengolah tempat kejadian perkara di lokasi tersebut. Olah TKP diikuti puluhan personel. Mereka menyusuri setiap jengkal semak belukar dan pepohonan untuk mencari bagian tubuh Riski yang hilang.

“Kami juga mencari barang bukti. Akan tetapi, kami belum menemukan apa-apa,” jelas Mayor Inf A Syaf’i. Dari olah TKP, diketahui bahwa hampir seluruh kerangka tubuh almarhumah yang tinggal tulang belulang telah ditemukan.

Hanya beberapa jari tangan dan kaki yang belum didapat. Mayor Syaf’i menduga, bagian tersebut diganggu binatang liar. Polisi militer juga segera melengkapi berkas perkara. Mereka akan memeriksa saksi, merekonstruksi ulang, hingga mengautopsi jenazah.

Termasuk pula, menguji DNA untuk memastikan kerangka yang ditemukan adalah korban. “Kasus ini segera dibawa ke pengadilan militer,” tegasnya.

Riski adalah seorang guru sekolah dasar berstatus honorer. Dua pekan lalu, perempuan berkerudung itu pamit kepada ayahnya, Kuswanto (61), pada Senin (1/3/2021) pagi. Riski hendak ke kantor BPJS Kesehatan di Balikpapan Selatan untuk mengurus perubahan alamat rumah. Ia juga berencana ke tukang jahit di Kelurahan Manggar. Keluarga melihat Riski untuk terakhir kalinya ketika mengendarai sepeda motor matik. “Di Manggar, dia mau mengambil baju Persit buat pernikahannya nanti,” urai Kuswanto.

Sampai menjelang petang, Riski tidak juga pulang. Kuswanto lantas menghubungi Praka MAM. Prajurit yang bertugas di Batalyon Infanteri Raider 600/Modang Kodam VI/Mulawarman tersebut telah menjalin kasih dengan Riski selama dua tahun. Praka MAM kemudian datang ke rumah Kuswanto. Ia mengaku sempat bertemu Riski di Manggar dan kehilangan komunikasi.

Kecurigaan terjadi sesuatu makin besar setelah Riski beberapa hari tak juga pulang. Kuswanto melapor ke beberapa instansi kepolisian dan tentara di Balikpapan. Titik terang baru muncul pada 12 April lalu. Seseorang yang menghubunginya memberi kabar bahwa Riski telah ditemukan meninggal dunia. Terduga pelaku tak lain tak bukan adalah calon menantu Kuswanto, MAM.

“Bilangnya kepada saya, dua pekan setelah anak saya dihabisi, dia mendatangi lagi jenazah anak saya. Kulit anak saya dicabuti,” tambah Kuswanto yang tak kuasa menahan air mata ketika menceritakan hal tersebut kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com. Motif dari perbuatan sadis itu disebut masih ditelusuri penyelidik. Praka MAM sebenarnya sudah dianggap seperti anak oleh ayah Riski. Kuswanto bilang, calon menantunya adalah orang ramah, bersahaja, dan baik hati.

Semua berubah memasuki 2021. Riski yang tadinya periang menjadi pendiam. Sulung tiga bersaudara itu menyendiri. Kuswanto mencium gelagat mencurigakan. Ia menanyakan perubahan sikap kepada putrinya. Riski menjelaskan dengan gamblang. Rupanya, orangtua MAM di Pulau Jawa tidak merestui hubungan mereka.

“Orangtuanya tidak mau menantu dari Kalimantan. Mereka sudah menyiapkan calon lain buat anaknya,” terang Kuswanto.  Walaupun belum direstui, Praka MAM menyatakan tetap menikahi Riski. Keluarga pun menyambut dengan suka cita. Sebuah rencana pernikahan disusun. Akan tetapi, sebagaimana pengakuan Praka MAM kepada pihak berwajib, ia belum siap untuk menikah saat ini. Praka MAM sedang berencana masuk Sekolah Calon Bintara Angkatan Darat. Di sisi lain, Riski terus-menerus mendesak untuk dinikahi.

Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman, Letnan Kolonel Infanteri Taufik Hanif, mengatakan bahwa kasus ini sarat akan pembunuhan berencana. Pasalnya, motif pembunuhan didasari rasa frustrasi Praka MAM kepada Riski yang selalu mendesaknya untuk menikah. Korps TNI, terang Taufik, tidak akan menutup-nutupi kasus ini. Semua penyelidikan sampai di pengadilan akan dibuka dengan transparan. “Yang jelas, kami kawal kasus ini sampai selesai,” tegasnya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img