spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dari Diskualifikasi ke Kursi Bupati Kukar: Aulia–Rendi Resmi Dilantik, Edi Turun Tanpa Drama

Pagi ini, Senin 23 Juni 2025, Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar).

Pelantikan berlangsung di Pendopo Odah Etam, Samarinda. Tertib. Cepat. Prosesi dilakukan oleh Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud yang hadir mewakili Menteri Dalam Negeri.

Tapi ini bukan soal seremoni. Ini babak terakhir dari cerita panjang Pilkada Kukar yang tidak sederhana.

Aulia–Rendi bukan pasangan awal. Mereka baru masuk gelanggang setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan mendiskualifikasi Edi Damansyah dari pencalonan. PSU digelar, dan partai pengusung menunjuk Aulia sebagai pengganti.

Rendi tetap di posisi semula. Koalisi pengusung pasangan ini terdiri dari PDI Perjuangan, Demokrat, dan Partai Gelora. Duet ini kembali bertarung dan keluar sebagai pemenang.

PSU Kukar yang digelar 19 April lalu berjalan tertib. Damai. Tanpa ribut. Tanpa drama berkepanjangan. Ini pelajaran penting: demokrasi bisa berjalan tanpa gaduh. Dan Kukar membuktikannya.

Partisipasi tinggi. 374.371 suara masuk. Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin unggul mutlak dengan perolehan 209.905 suara. Dendi Suryadi dan Alif Turiadi meraih 105.073 suara. Awang Ya’coub Luthman dan Jaiz memperoleh 51.536 suara. Sisanya, 7.857 suara tidak sah. Angka ini cukup bicara.

Tapi bukan cuma soal siapa yang menang. Yang menarik justru sikap para pesaing. Dendi Suryadi langsung bilang, “Kukar ini rumah kita bersama. Kalah menang sudah selesai.” Ketua timnya, Marwan, tegas: “Kami tidak akan menggugat ke MK. Keputusan kami final.”

Begitu juga Awang Ya’coub Luthman. Dalam video yang beredar, ia menyampaikan ucapan selamat. “Akhiri kompetisi, bangun sinergi,” katanya.

Dan yang paling hening tapi berarti: Edi Damansyah. Bupati aktif sampai tadi pagi. Tidak menggugat. Tidak menyalahkan siapa pun. Ia memilih diam. Saya terakhir pernah bertemu langsung dengan Bupati Edi, saat bersama pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kaltim dua tahun lalu.

Tak berubah sikapnya sejak saya kenal beliau. Tenang, sederhana, dan memilih menyelesaikan tugas tanpa gaduh.

Saya juga sempat menghubungi langsung Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Kaltim, Siti Sugiyanti. Sudah cukup lama kami saling kenal, tapi baru malam tadi saya kembali menghubungi beliau—untuk memastikan satu hal: apakah pelantikan benar-benar digelar pagi ini?

Sebelumnya saya mendapat informasi bahwa Aulia–Rendi sudah menerima undangan pelantikan. Sinyal pelantikan sebenarnya sudah muncul sejak beberapa hari lalu, tapi tertahan karena persoalan administrasi. SK dari Menteri Dalam Negeri baru diterima pukul 21.00 WITA, Minggu (22/6) malam.

Begitu SK turun, undangan langsung dikirim. Bu Yanti—begitu beliau biasa dipanggil—bahkan harus lembur menyiapkan semuanya. Saat saya telepon malam tadi, ia menjawab singkat, “Iya, saya lembur dulu menyiapkan semua undangan. Pelantikan jam 7.30. Mohon maaf ya.”

Dan benar. Pagi ini, semuanya berjalan lancar. Kukar selesai dengan elegan.

Mandat telah diserahkan. Warga Kukar tak butuh perayaan panjang. Mereka menunggu kepastian arah, langkah cepat, dan janji yang ditepati.

Warga Kukar tidak butuh janji-janji politik. Yang dibutuhkan adalah hasil. Sekarang tanggung jawab itu ada di tangan Aulia–Rendi. Amanah ini harus dibayar dengan kerja, bukan kata-kata. (*)

Oleh Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.
Pemimpin Redaksi Media Kaltim

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.