JAKARTA – Direktur Utama LLP RRI, I Hendrasmo mengungkapkan bahwa saat ini seiring perkembangan digital yang menjadi perhatian mendalam adalah etika penggunaan AI, terutama dalam konteks jurnalisme.
Menurutnya, penggunaan AI dalam dunia penyiaran memang menawarkan efisiensi dan kemudahan, namun ada persoalan besar yang perlu diperhatikan terkait tanggung jawab dan akurasi informasi.
“Kita tetap harus hati-hati bahwa kita tidak bisa menggantungkan kepada AI. Kita harus sadar bahwa ada persoalan-persoalan etis, persoalan etika jurnalisme. Karena sebagai dampak negatif dari AIÂ ternyata AI juga bisa mereproduksi disinformasi. Kita tidak bisa membiarkan proses jurnalistik kita sepenuhnya kepada AI,” terang Hendrasmo kepada wartawan di Kantor LPP RRI Jakarta, Senin (9/9/2024).
Hendrasmo menjelaskan, etika jurnalisme menuntut akurasi, tanggung jawab, dan integritas.
Oleh karena itu, AI meski berguna, tidak bisa diandalkan untuk tugas-tugas yang memerlukan pertimbangan moral, seperti pemberitaan yang sensitif atau melibatkan keputusan kritis.
AI, lanjut Hendrasmo, pada dasarnya bekerja berdasarkan data yang ada, dan jika data tersebut mengandung bias atau disinformasi, AI bisa tanpa sengaja menyebarkannya.
“Mungkin kita hanya menggunakan penyiar AI untuk membacakan berita-berita ringan. Berita-berita ringan itu seperti misalnya seputar pariwisata. Tetapi, kita tentu tidak akan menyerahkan penyiar AI untuk membacakan berita-berita yang serius,” tegasnya.
Lebih jauh Hendrasmo menambahkan, jika menyerahkan berita-berita penting atau kontroversial kepada AI maka akan berisiko menurunkan standar jurnalisme yang bertanggung jawab.
Pewarta : Nicha R