spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Chairil Anwar: Cengkeram Cakralawa Pendidikan

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!

Penulis: Sriningsih H, Darmawati dan Lusi Intani
(Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Mulawarman)

Membaca sekilas diksi puisi di atas mengingatkan kita pada salah satu penyair terkenal era 40-an. Chairil anwar merupakan sosok penyair legendaris yang nyaris semua anak yang bersekolah di Indonesia mengenalnya melalui  karya puisi-puisinya yang fenomenal dan sering ditampilkan dalam buku pelajaran bahasa Indonesia.

Tokoh sastrawan yang lahir di Medan, 26 Juli 1922 ini telah membangkitkan semangat kebangsaan lewat karyanya. Menilik kembali pentingnya sastra dalam sejarah pendidikan di Indonesia, pada beberapa dekade terakhir ini, sastra masih menjadi primadona. Betapa tidak, sastra mampu menyuguhkan daya pikatnya sebagai pembeda dengan karya tulis lain. Sastra yang bersifat imajinatif memunculkan dimensi khayali bagi pembaca melalui puisi, meretas kisah dari berbagai peristiwa, konflik serta menyerap pesan-pesan sarat makna dari para pelaku atau tokoh dalam cerpen maupun novel.

Dalam perkembangan sastra Indonesia, Chairil Anwar berperan sebagai tokoh yang membawa  pembaruan  di bidang sastra, khususnya puisi di  Indonesia. Dalam setiap karyanya selalu membawa rasa terpesona yang muncul ketika selesai membaca karyanya. Pembaca menemukan ungkapan rasa yang mendalam. Lewat puisi dan esainya Chairil mencengkeramkan pengaruhnya di dunia pendidikan melalui sastra, yang menghidupkan literasi lewat berpuisi bahkan mencintai Indonesia lewat karya sastra.

Membicarakan puisi Chairil, kita akan menemukan selaksa pesan yang kompleks dan bermakna. Pembaca sanggup melihat sudut yang berbeda dengan cara pandang  berbeda yang menghadirkan nuansa kehidupan serta membawa perubahan-perubahan dalam menciptakan karya puisi,  dan dapat dilihat dari bentuk maupun isi. Ketika diselami secara saksama, kita dapat pula melihat manfaatnya terutama bagi ruang-ruang pendidikan dan pengajaran, baik formal maupun nonformal. Puisi-puisi Chairil Anwar dapat dijadikan sebagai bahan apik, menarik, dan estetik untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran karena banyaknya hal-hal positif yang melatarbelakangi lahirnya puisi Chairil seperti, ketuhanan, kesetiaan, semangat perjuangan, kejujuran, persahabatan, dan lain sebagainya.

Chairil berhasil menanamkan pohon kreativitas yang hingga kini masih terus berkembang dan berbuah. Pohon kreativitas berupa sejumlah puisi dan esai-esainya. 74 puisi Chairil sebagai bukti eksistensi terhadap dunia sastra yang tidak cuma-cuma. Chairil Anwar sanggup membawa pembacanya untuk mengembara pada  setiap larik puisi yang ditulis serta menghadirkan imajinasi yang kuat. Seolah tak lekang oleh waktu serperti diksi puisi yang ia tulis “Aku ingin hidup seribu tahun”.

Chairil Anwar adalah mata rantai sastra. Sajak-sajak yang ditulis memiliki peran penting dalam memperkuat tradisi penulisan puisi di Indonesia. Puisi-puisinya mampu menjadi perenungan bahwa menulis puisi adalah menyerukan keberanian. Khususnya keberanian bagi siswa untuk menyuarakan gagasan, perasaan, dan kebenaran. Hal tersebut tentunya akan mengobarkan semangat untuk selalu bersikap kritis pada berbagai kejadian yang ada.

Selain piawai dalam dunia kepenulisan, Chairil Anwar juga menciptakan tren pemakaian kata yang terkesan lugas, solid, dan kuat dalam berpuisi. Hal tersebut menjadi ladang inspirasi, memantik motivasi dan gairah siwa dalam menulis puisi. Menulis puisi dengan komposisi kata yang tepat. Membiasakan diri untuk memberdayakan pikiran dan perasaan serta dan kepercayaan diri untuk terus berkarya.

Tepat pada April 1949 yang lalu Chairil tutup usia, dan bulan ini menjadi momen penting untuk memperingati 100 tahun kepergian Chairil Anwar. Segenap penggiat literasi pendidikan di Indonesia beramai-ramai mengadakan kegiatan peringatan wafatnya Chairil Anwar yang diisi dengan Orasi 100 Tahun Chairil, Pidato 100 Tahun Chairil, Pembacaan Puisi dan Surat, Refleksi 100 tahun Chairil dan lain sebagainya. Hal tersebut menandakan bahwa semangatnya Chairil masih hidup abadi hingga saat ini pada jiwa-jiwa anak bangsa penggiat literasi. Chairil Anwar telah mencengkeram cakrawala pendidikan melalui karya-karyanya. (***)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img