spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Cegah Penyakit LSD, Disbunak Paser Lakukan Vaksinasi Ribuan Sapi

PASER – Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), yang menyerang sapi, kini telah mulai ditemukan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim). Penyakit yang pertama kali muncul di Bumi Daya Taka ini mulai mengancam kesehatan ternak warga, memicu Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Paser untuk mengambil langkah preventif dengan melakukan vaksinasi terhadap ribuan ekor sapi.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disbunak Kabupaten Paser, Al Habib, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan 4.800 dosis vaksin untuk mencegah penyebaran virus LSD yang semakin meluas.

“Vaksin itu disiapkan untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas, target kami satu ternak itu dapat satu dosis vaksin,” terang Alhabib.

Saat ini, petugas penyuluh sudah mulai bekerja untuk melakukan vaksinasi yang ditargetkan selesai pada Februari 2025.

“Petugas sudah mulai bekerja, target kami 4.800 dosis vaksin itu selesai bulan depan (Februari),” tambahnya.

Dikatakan, virus eksotik masuk ke Indonesia pada 2022 lalu yang kala itu sudah menyebar di Pulau Kalimantan. Sama halnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), penyebaran LSD di Kaltim dimulai di Kabupaten Paser karena berada di wilayah perbatasan.

“LSD pertama masuk di Kaltim di Paser, sama seperti PMK karena kita wilayah perbatasan. Indikasi dari Kalsel, yang sudah ada terdampak itu informasi di Kecamatan Tanah Grogot,” ulas Habib.

Tercatat, terdapat 20 ekor sapi terjangkit virus LSD untuk wilayah Kecamatan Tanah Grogot berdasarkan hasil pendataan dari Disbunak Paser. Selain vaksinasi, Disbunak Kabupaten Paser juga melakukan pembersihan kendang, sterilisasi petugas serta peternak termasuk isolasi agar tidak menyebar.

“Karena virus ini menular melalui gigitan lalat, kemudian juga bisa menyebar saat pemiliknya menginjak kotoran ternak terdampak, kemudian tidak mengganti alas kaki yang digunakan sehingga menyebar ke kandang lainnya,” ucapnya.

Pengobatan pada ternak terdampak dilakukan dengan metode simptomatik, yaitu penanganan gejala demam pada ternak dengan diberikan obat demam, anti alergi, dan vitamin. Pihaknya memastikan pelaksanaan ini tepat sasaran.

“Penyakit LSD ini bisa disembuhkan dan dagingnya tetap bisa dikonsumsi, dengan catatan tiga minggu setelah dinyatakan sembuh melalui tahapan isolasi,” pungkasnya.

Pewarta: TB Sihombing
Editor : Nicha R

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img