spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Besok, Operasi Pasar Minyak Goreng di Samarinda, Selanjutnya Daerah Lain

SAMARINDA – Komisi IV DPRD Kaltim meminta Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan UMKM (Disperindakop-UMKM) Provinsi Kaltim untuk segera melakukan operasi pasar, guna menjaga stabilitas harga minyak goreng.

Data Disperindkop-UMKM Kaltim, selama Januari 2022, harga minyak goreng menyentuh 20.000/liter, dari sebelumnya 18.700/liter pada Desember 2021. Dengan begitu, terjadi kenaikan rerata 5-11 persen di seluruh kabupaten/kota. Untuk itu Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim Salehudin meminta Disperindakop- UMKM untuk segera melakukan intervensi harga.

“Kita berharap segera dilakukan operasi pasar, meski kenaikannya tidak begitu tinggi. Kalau ini langka yang menyebabkan kepanikan masyarakat. Saya harapkan segera melakukan operasi pasar di lokasi yang sudah di identifikasi Disperindakop,” ucap politisi Golkar ini.

H.M Yadi Robyan Noor Kepala Disperindakop-UMKM Kaltim

Tepisah H.M Yadi Robyan Noor, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan UMKM (Disperindakop-UMKM) Provinsi Kaltim mengatakan, Kamis (20/1/2022) pihaknya akan melakukan penyaluran minyak goreng sebanyak 10.000 liter di Kota Samarinda, dengan harga eceran tertinggi Rp 14.000/liter. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk intervensi terhadap harga pasar.

“Total dari pusat (Kementerian Perdagangan) 80 ribu liter didistribusikan ke Kaltim dan akan disalurkan ke kabupaten/kota. Sebelumnya sudah dilakukan operasi saat Nataru (Natal dan Tahun Baru) dan sesudahnya,” jelasnya, di kantor Gubernur Kaltim, Rabu (19/1/2022).

Intervensi harga, jelas Roby, akan berlangsung selama 6 bulan kedepan. Dimana berdasar target Kementerian Perdagangan, harga minyak goreng akan kembali normal dalam 10 hari kedepan. Hanya saja pendistribusian ke seluruh daerah akan menjadi kendala mengingat kondisi geografi Kaltim yang luas.

“Kita serahkan ke kabupaten/kota, teknisnya mereka yang tentukan. Yang jelas ada pembatasan 2 liter untuk masyarakat menengah kebawah,” jelasnya.

Sedangkan penyebab kenaikan harga, menurut Roby karena berbagai faktor. Salah satunya kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) akibat naiknya permintaan CPO dunia. Disperindakop dikatakannya terus berkomunikasi dengan Kementerian Perdagangan untuk menjaga stabilitas harga dan stok minyak goreng. Untuk saat ini Roby menyatakan, stok minyak goreng masih aman dimana stok nasional mencapai 628 ribu ton. (eky/adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti