spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berhasil Mengolah Sampah dan Lahan,Alasan Balikpapan Layak Mendapat Penghargaan Kota Ramah Lingkungan ASEAN

Balikpapan belum lama ini meraih ASEAN Environmentally Sustainable City (ESC) Award 2021, penghargaan kota ramah lingkungan se-Asia Tenggara. Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, kepada Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud, di Jakarta pada Kamis, 21 Oktober 2021.

Yang tak kalah mentereng, Balikpapan mendapatkan ASEAN ESC Award 2021 di tiga kategori sekaligus yakni clean land, clean air, and clean water. Akan tetapi, bukan perkara gampang Kota Minyak bisa meraih prestasi tersebut.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan, Nursyamsiarni D Larose menjelaskan, persiapan ikut ASEAN ESC Award 2021 berlangsung hampir satu tahun.

“Tapi, membuat lingkungan Balikpapan bersih sudah dilakukan sejak lama oleh seluruh elemen masyarakat,” kata Eni, panggilan Nursyamsiarni D Larose, kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Senin, 25 Oktober 2021.

Media ini mendapatkan salinan proposal Penerapan Smart City Environment Kota Balikpapan dari DLH Balikpapan. Proposal inilah yang dipaparkan kepada tim seleksi ASEAN ESC Award 2021. Proposal tersebut menjabarkan secara rinci tentang empat unsur lingkungan Balikpapan. Keempat unsur adalah bersih darat, bersih udara, bersih air, dan tutup lahan.

Dalam unsur bersih darat dijelaskan mengenai kebijakan pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenisnya. Termasuk strategi dan program pengurangan sampah. Dalam sehari, Balikpapan menghasilkan sampah sebanyak 481,82 ton. Semua sampah tidak langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir atau TPA. Dari tempat pembuangan sementara (TPS), setelah dipilah-pilih pemulung, sampah dibawa ke mareial recovery facilities (MRF), intermediate treatment facility (ITF), dan bank sampah. Di ketiga tempat pengolahan sampah tersebut, sampah disaring.

Sampah yang memiliki nilai ekonomis seperti plastik, kardus, hingga organik, diambil. Sisanya yang sudah menjadi residu sampah, dibawa ke TPA Manggar di Balikpapan Timur. Di situpun, sampah disaring lagi. Petugas TPA Manggar juga mengolah gas methan dari air lindi atau cairan yang dikeluarkan sampah organik. Dari 481,82 ton sampah tadi, hanya 11,28 ton sampah yang tidak berhasil terkelola.

“Kami juga memiliki 798 petugas kebersihan kota,” sebut Eni. Pemkot Balikpapan juga membuat program untuk mengurangi sampah plastik. Pada 7 Oktober 2019, Peraturan Wali Kota Balikpapan Bernomor 28/2019, disahkan. Perwali tersebut mengatur soal pembatasan sampah plastik seperti tidak ada lagi penggunaan tas plastik dan sedotan sekali pakai di sejumlah mini market dan swalayan. Styrofoam pun tidak boleh digunakan sebagai kemasan makanan.

Mengenai unsur bersih udara, Balikpapan mengembangkan program penghijauan dan pengelolaan hutan. Di kota ini, ada 3.031 hektare hutan mangrove, 14.781 hektare hutan lindung, 120.84 hektare hutan kota, 99 hektare pemakaman, dan 15 hektare taman kota. Total keselurahnnya adalah 18.046,82 hektare. Itu berarti, 35,8 persen dari luas Balikpapan sebesar 51.450 hekatre, adalah kawasan hijau. Dalam proposal juga dicantumkan bahwa Balikpapan adalah kawasan tanpa tambang karena sudah diatur di Perwali 12/2013 tentang Balikpapan Kawasan Bebas Tambang.

Dalam unsur air bersih, Pemkot Balikpapan rutin memantau 38 daerah aliran sungai atau saluran terbuka. Salah satunya DAS Ampal sepanjang 9 kilometer. Kualitasi air di sungai ini masuk kategori cemar ringan hingga sedang. Adapun status mutu kualitas air Balikpapan pada 2020, sebanyak 0,94 persen berstatus baik, 56,60 persen cemar ringan, 38,60 persen cemar sedang, dan 3,77 persen cemar berat. Balikpapan juga punya proyek upgrading air limbah domestik. Dalam proyek tersebut, black water dari septic tank dan grey water diolah menjadi air bisa dimanfaatkan.

Adapun unsur tutupan lahan, Pemkot Balikpapan membuat inovasi ruang terbuka hijau. Di antaranya membuat digitalisasi koleksi tanaman di Kebun Raya Balikpapan. Semua masyarakat bisa mengakses data dan informasi tanaman koleksi KRB hanya melalui barcode yang terhubung dengan situs kebunraya.balikpapan.go.id. Kode batang ini terpasang di 3.014 tanaman sesuai jumlah koleksi tanaman di KRB.

Pemkot Balikpapan juga menggagas gerakan pemanenan dan pemanfaatan air hujan (PAH). Maksudnya, air hujan harus dimasukan ke dalam penampungan atau tangki pemanen air hujan. Inovasi ini bertujuan mengurangi limpasan air permukaan dan mencegah banjir. Gagasan ini segera diwajibkan kepada seluruh warga kota karena sudah dimasukan ke dalam rancangan Perwali Balikpapan tentang PAH.

Pemkot Balikpapan bahkan membersihkan sampah sampai gorong-gorong atau saluran air. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan, Andi Yusri Ramli menjelaskan, pembersihan gorong-gorong sudah menjadi prioritas utama pihaknya. Saban hari, kata Andi, selalu ada pembersihan gorong-gorong. Bukan hanya pembersihan yang sudah diagendakan Dinas PU, pembersihan juga dilakukan ketika ada masukan dari masyarakat.

“Pembersihan saluran air yang sudah terjadwal itu di daerah rawan banjir. Seperti daerah MT Haryono, Gunung Sari, Sungai Ampal, Batu Ampar, hingga Manggar,” bebernya.

Andi pun tak menyangka, dari partisipasi Dinas PU ikut membersihkan kota, Balikpapan mendapatkan ASEAN ESC Award 2021. “Enggak pernah kebayang bakal dapat penghargaan. Yang penting enggak ada keluhan dari warga saja, itu sudah senang betul,” ucapnya.

kaltimkece.id mewawancarai dua petugas kebersihan Balikpapan, Rusiana, 36 tahun; dan Karihana, 48 tahun, pada Sabtu, 23 Oktober 2021. Waktu itu, kedua perempuan tersebut mengaku belum mengetahui Balikpapan mendapatkan ASEAN ESC Award 2021. Setelah diberi tahu, keduanya merasa bangga pekerjaannya bisa mengharumkan nama kota.

“Semoga adanya penghargaan ini upah petugas kebersihan bisa ditingkatkan,” ujar Rusiana dan Karihana, berseru. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti