TENGGARONG – Ribuan warga Kutai Kartanegara (Kukar) memadati area di sekitar Museum Mulawarman, Jalan Diponegoro, hingga sepanjang kawasan Timbau dan Jalan Wolter Monginsidi, Tenggarong, untuk merayakan prosesi Belimbur, puncak dari rangkaian Erau Adat Pelas Benua 2024, Minggu (29/9).
Prosesi Belimbur dimulai dengan khidmat oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin. Ia naik ke atas Rangga Titi dan memercikkan air tuli atau air suci yang diambil dari Kutai Lama ke tubuhnya, menggunakan mayang pinang, kemudian memercikkan air tersebut ke empat penjuru mata angin sebagai tanda dimulainya ritual.
Setelah prosesi resmi dibuka, ribuan masyarakat mulai saling menyiram air satu sama lain. Suasana penuh sukacita dan keceriaan tergambar jelas dari wajah-wajah warga yang antusias mengikuti tradisi ini.
Selama prosesi Belimbur berlangsung, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutai Kartanegara, Bambang Arwanto, mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga ketertiban dan mematuhi nilai-nilai adat yang berlaku, sehingga ritual dapat berjalan dengan baik.
“Dalam pelaksanaan ritual adat yang sakral ini, kita semua harus menjaga etika dan sopan santun yang telah ditetapkan,” tegas Bambang Arwanto.
Tradisi Belimbur merupakan simbol rasa syukur masyarakat atas kelancaran seluruh rangkaian Erau. Saling menyiram air ini juga diyakini sebagai simbol pembersihan diri dari segala sifat buruk dan energi negatif. Air, sebagai sumber kehidupan, dipercaya dapat melunturkan sifat buruk manusia dan membawa kebaikan.
Salah seorang warga, Junaedi, yang datang dari Muara Kaman, mengaku tak pernah melewatkan prosesi Belimbur setiap tahunnya. Bersama teman-temannya, ia datang khusus untuk mengikuti ritual yang penuh makna ini.
“Tiap kali Erau diadakan, kami selalu hadir. Khususnya saat Belimbur, kami tidak pernah absen,” ujarnya.
Penulis: Ady Wahyudi
Editor: Agus S
