spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Antisipasi PMK, Distan Kutim Gencarkan Surveilans dan Sanitasi Kandang

SANGATTA– Maraknya Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing di sejumlah daerah membuat Pemerintah Kutai Timur (Kutim) tak tinggal diam. Melalui Dinas Pertanian Kutim terus melakukan pemantauan kesehatan hewan ternak.

Kepala Dinas Pertanian Kutai Timur, Dyah Ratnaningrum mengatakan terus memantau kesehatan hewan ternak di wilayahnya. Dyah menyebutkan langkah pertama yang dilakukan timnya adalah melakukan sanitasi kandang, seperti penyemprotan dengan disinfektan di area kandang, serta mensterilkan perlengkapan dan alat transportasi ternak.

“Antisipasi yang dilakukan juga dengan melakukan pembatasan lalu lintas ternak dari dan menuju area wabah seperti dari Jawa,” sebut Dyah kepada Media Kaltim, Jumat (20/5/2022).

Selain itu, Dyah menambahkan, untuk mengantisipasi PMK masuk di Kutim maka surveilans terus dilakukan. “Surveilans terus dilakukan oleh petugas, keliling ke sentra-sentra ternak serta RPH. Alhamdulillah, hingga saat ini belum ada kasus, dan semoga terus tidak ada. Semua tetap siaga, dan lakukan langkah-langkah antisipatif,” sebut Dyah.

Meski tidak ditemukan kasus PMK, sebagai langkah antisipasi petugas terus menggencarkan surveilans serta pemeriksaan secara berkala kepada hewan ternak.

“Gak boleh kendor, karena kasusnya masih ada. Tetap waspada, apalagi kita sudah dekat dengan kurban di IdulAdha nanti. Pemeriksaan terus dilakukan,” ujarnya.

Fungsional Medik Veteriner Muda Distan Kutim, drh Cut Meutia mengatakan, selama  7 hingga 18 Mei, telah dilakukan surveilans pada sejumlah hewan ternak risiko. Selain pemeriksaan fisik dilakukan juga sosialisasi ke para pedagang hewan ternak serta sosialisasi di RPH. “Hasilnya tidak ditemukan gejala PMK pada hewan ternak,” kata drh Cut.

Kepala Distan Kutim Dyah Ratnaningrum

Dia mengingatkan masyarakat agar tak panik dan tak perlu takut mengomsumsi daging. Dokter hewan ini menyebutkan daging yang akan dikonsumsi sebaiknya jangan langsung dicuci namun langsung direbus selama 30 menit.

“Sebaiknya jangan dicuci agar air bekas cucian tidak menyebar ke tempat yang lain yang dapat membahayakan ternak lainnya,” papar Cut.

Cut menambahkan PMK yang menyerang sapi dan kambing  tidak berbahaya untuk manusia karena tidak bersifat zoonosis. “Artinya tidak tertular dari hewan ke manusia, akan tetapi cepat menyebar dari hewan ke hewan lainnya khususnya hewan ternak yang berkaki belah,” papar Cut.

Cut mengingatkan ciri-ciri hewan ternak yang dicurigai terserang PMK, memiliki gejala demam tinggi, air liur berlebih dan berbusa, pincang pada kaki, dan diakhiri dengan lepasnya kuku, terdapat luka lepuh di lidah, gusi sekitaran mulut moncong hidung hewan ternak.

Gejala-gejala tersebut dapat membuat hewan tidak mau makan, sulit berdiri dan nafasnya terlihat cepat.

Gejala yang terjadi pada ternak akan berimbas ke kesehatan ternak dan dapat mengakibatkan kematian, karena tidak mau makan. “Jika menemukan gejala seperti ini segera laporkan ke kami,” tandasnya. (ref)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img