PASER – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser secara perlahan mengalihkan kebiasaan petani dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk hayati atau organik. Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi kelangkaan dan kenaikan harga di pasaran.
“Ini sebagai antisipasi, siapa tahu ke depan terjadi kelangkaan, dan kenaikan harga yang luar biasa pada pupuk kimia. Makanya kami bekerjasama dengan CV Gema Tani Etam,” kata Bupati Paser, Fahmi Fadli.
Fahmi menilai produsen pupuk seperti PT Pupuk Kaltim yang kini menjadi pemasok utama kebutuhan nutrisi tanaman pertanian hortikultura dan perkebunan di Bumi Daya Taka, memiliki banyak pelanggan. Diperlukan alternatif pasokan pupuk dengan harga murah.
“Realisasi program pertanian sebagai sektor andalan dalam visi misi saya adalah memastikan kebutuhan pupuk. Jika tak diambil kebijakan secara cepat maka petani akan mengalami kegagalan,” tandasnya.
Keberadaan pabrik pupuk hayati yang tak jauh dari Kabupaten Paser, menurutnya, menjadi nilai lebih sendiri bagi Pemkab Paser. Apabila program kerjasama penyediaan pupuk bagi petani berhasil, barulah dilakukan kerjasama lanjutan. Bila hasilnya memuaskan, produksi pertanian meningkat, Fahmi berpendapat akan mencoba mengadopsi teknologi milik CV Gema Tani Etam.
“Kalau hasilnya nanti ada peningkatan, walaupun ada testimoni dari para petani dan nelayan. Tapi kita harus melihat hasilnya di Paser. Barangkali apakah lebih baik, kalau kurang baik apakah formulasi diubah, sebab kondisi tanah berbeda. Karena kita sebagai pengguna, tidak menutup kemungkinan kita minta buka pabrik di Paser. Petani bisa mudah mendapatkan pupuk dan bisa menyerap tenaga kerja,” urai Fahmi Fadli.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTH) Erwan Wahyudi menerangkan kerjasama dengan CV Gema Tani Etam. Pemkab Paser bakal menggelontorkan dana APBD senilai Rp7 miliar di tahun 2024.
Menurutnya, Pemkab Paser telah memiliki program percepatan pengembangan pertanian untuk memasok kebutuhan pangan dalam daerah, serta Ibu Kota Nusantara. Seperti Paser berbuah dan peningkatan hasil produksi pada lahan pertanian sawah dengan area 9.000 hektar.
“Kita ini sangat memerlukan pupuk. Ada program Paser berbuah dan pertanian padi rawa. Makanya kita pakai produk dari CV Gema Tani Etam, yakni Semok. Produk ini sudah teruji oleh Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Kaltim,” bebernya.
Perusahaan ini tidak hanya menjual produk, tapi juga melakukan pendampingan ke petani. Menurutnya pendampingan terhadap petani, juga sebagai solusi minimnya jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Paser.
“Kita butuh pengalaman CV Gema Tani Etam, yang salam ini melakukan pendampingan ke patani yang berhasil di berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga kita bisa adopsi dan berhasil,” katanya.
Erwan memastikan di tahun 2024, komitmen terhadap pertanian bisa tergambarkan dari nilai anggaran yang dikucurkan mulai dari penyediaan sarana dan prasarana pertanian, dan berbagi program lain.
“Kami sudah sediakan Rp15 miliar masuk dalam sarana, belum lagi untuk penyuluhan, dana perubahan, hasil Musrenbang dan berbagai sumber pembiayaan lain,” tandasnya.
Direktur CV Gema Tani Etam S Wahyudi menjelaskan penggunaan produk buatannya dapat mengurangi 30 hingga 35 persen beban modal, ditambah peningkatan hasil produksi mulai 20 sampai 50 persen.
Hal itu bisa dilihat dari empat kali penanaman yang dikerjakan dilangsungkan Balai Benih Padi Provinsi Kaltim. Sebelumnya produksi padi hanya tiga hingga empat ton per hektar, kini menjadi tujuh ton.
Pun demikian, pihaknya juga telah bersaing dengan 23 perusahaan swasta dan BUMN yang menjalankan program food estate Pemerintah Pusat di Tamban Catur, Kapuas, Kalimantan Tengah. Bahwa hasil produksi pertanian padi dari dua ton per hektar menjadi enam hingga ton.
“Waktu itu dalam kurun waktu satu tahun padi mereka selalu kerdil. Alhamdulillah kita masuk dan hasilnya meningkat,” tandanya.
Direktur Perumda Prima Jaya Taka M Fitriansyah Mubarak menambahkan banyak pilihan pupuk bagi petani di sektor pertanian hortikultura dan perkebunan. Ada kimia dan hortikultura. Ia menilai sekalipun lokasi lahan bagus, apabila kurang subur maka hasilnya tidak maksimal.
“Kami sangat mengapresiasi CV Gema Tani Etam, semoga produknya tidak hanya di Balikpapan, tapi juga harus ada di Kabupaten Paser,” ucapnya.
Sebab, pupuk hayati menjadi alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Produsen pupuk kimia pun sudah mendorong pupuk organik. “Mudahan kita bisa kerjasama, dan memproduksi di Paser. Kita punya bahan baku sangat banyak, kita punya batu gunung dan batu kapur pertanian,” tutupnya.
Pewarta : Bhakti Sihombing
Editor : Nicha Ratnasari