spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ada Apa dengan Publik Figur dan Narkoba?

Akhir-Akhir ini kita dihebohkan dengan berita kurang mengenakkan banyak publik figur terutama artis-artis yang masih muda terjerat kasus narkoba.

Seperti yang kita tahu baru-baru ini musisi muda Ardhito Pramono ditangkap di kediamannya di Jakarta pada Rabu (12/01/2022) sekitar pukul 02.00 WIB. Padahal sudah banyak publik figur yang terjerat dan dihukum karena kasus narkoba. Tapi kenapa masih saja banyak yang mengkonsumsi barang haram tersebut dan kenapa masih susah untuk dihindari?  Lalu mengapa publik figur menggunakan narkoba?

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Melansir dari laman BNN, narkoba atau narkotika juga sering diartikan sebagai zat atau obat yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.

Seperti yang kita tahu banyak faktor yang menyebabkan seorang publik figur menggunakan narkoba seperti, pergaulan bebas ditambah keimanan yang mudah goyah yang menjadi faktor publik figur menggunakan narkotika.

Para pengguna narkoba juga meyakini bahwa dengan menggunakan narkoba dapat membuat mereka lebih bersemangat. Padahal ini hanya sementara yang kedepannya berefek sangat besar. Banyak modus yang dilakukan pengedar demi mengedarkan dan menawarkan narkoba.

Peredaran narkoba dimulai dari golongan terendah hingga tertinggi, dari yang murah sampai mahal. Hal lain yang menjadi faktor utamanya adalah Lingkungan di kalangan publik figur. Fenomena di kalangan artis memiliki alasan klasik yang tidak bisa ditolerir lagi.

Mereka menyatakan bahwa pemakaian narkoba di kalangan artis adalah hal yang lumrah dengan alasan untuk menghilangkan penat dan stres akibat jadwal agenda yang menumpuk yang akhirnya memaksakan mereka untuk menggunakan narkotika.

Padahal pernyataan pemikiran seperti ini adalah salah, pada hakikatnya manusia juga butuh istirahat bukan dipaksa untuk selalu kuat. Tanpa disadari pengguna narkoba juga melanggar norma dan nilai yang berlaku di Indonesia.

Permasalahan seperti ini membuat Indonesia dalam keadaan darurat. Sangat miris bukan seharusnya publik figur menjadi contoh yang baik di kalangan masyarakat namun mengapa malah menjadi contoh yang buruk apalagi sekarang generasi muda banyak mencontoh dari publik figure.

Jika sudah seperti ini sama saja menghancurkan tonggak generasi muda untuk masa depan. Selain itu narkoba dapat mematikan kreativitas generasi muda. Narkoba bukan hanya merusak mental tetapi kesehatan saraf dan anggota tubuh lainnya. Dengan penggunaan narkoba ini dapat memberikan efek kecanduan yang sulit dihilangkan.

Pada saat ini peredaran narkoba masih menjadi kasus tertinggi karena sisi bisnis yang menggiurkan, BNN mengatakan omzet peredaran narkoba dalam satu tahun mencapai Rp 20 triliun.

Kedua karena lemahnya sistem penegakan hukum yang mengatur perundang undangan, penegakan hukum harus tegas dan memberi efek jera bagi penggunanya.

Dalam hal ini kita harus mengetahui cara agar tidak terjerat narkoba seperti, menerapkan perilaku hidup sehat, terapkan edukasi bahaya narkoba dan dampak narkoba kepada keluarga, melakukan pencegahan dengan cara sosialisasi.

Upaya-upaya dalam memberantas narkoba pun sudah dilakukan seperti edukasi penyuluhan tentang pemberantasan narkoba dan orang tua pun ikut mengawasi mendidik anak anaknya agar tidak menggunakan narkoba.

Namun kasus ini tidak bisa dihentikan dan terus diulangin. Berdasarkan paparan di atas sebagai penegak hukum sebaiknya harus tegas karena publik figur adalah role model bagi masyarakat dan jangan membeda bedakan hak dan status hukuman.

Apapun itu sudah sebaiknya kita membangun pola pikir bahwa narkoba tidak dapat menghilangkan penat dan stres tapi kita sebagai manusia normal sudah sepatutnya bisa mengelola stres rasa capek dan rasa tidak percaya diri menjadi lebih positif lagi.

Selain anggota BNN yang membantu dalam proses memberantas narkoba kita sebagai masyarakat Indonesia juga harus memiliki kesadaran dalam kasus kasus seperti ini agar tidak ada lagi penyalahgunaan dan peredaran narkotika. Bangsa Indonesia harus kuat harus bisa merubah kebiasaan seperti ini. Narkoba adalah musuh bersama yang harus kita waspadai. (**)

Oleh: Ananda Dwiva Isdianingrum, Penulis Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Psikologi. Tinggal di Jl AKB 1 Sanipah Berau Kalimantan timur

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img