MEDAN – Dalam perjalanannya selama 37 tahun, Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda terus menunjukkan komitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, multikultural, dan penuh toleransi. Dengan berbagai program unggulan, yayasan ini tidak hanya memberikan pendidikan akademik tetapi juga membangun nilai-nilai kemanusiaan melalui pendekatan lintas budaya dan teknologi.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Sultan Iskandar Muda, Sofyan Tan, menjelaskan sejak berdiri, sekolah ini bertekad untuk memastikan kebahagiaan setiap siswa tanpa adanya pembedaan. Salah satu inovasi terbaru yang diperkenalkan adalah ChatBot Edukasi Lintas Agama dan Tradisi, yang dirancang untuk membantu siswa dan sekolah lain memahami agama, tradisi, dan kebiasaan dari berbagai budaya.
“ChatBot ini memungkinkan siswa bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan agama dan tradisi, dengan jawaban dari para ahli di bidangnya. Ini bertujuan untuk membangun toleransi dan pemahaman antaragama,” ujar Sofyan Tan saat meyampaikan sambutannya dalam acara Temu Ramah bersama Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, Sabtu (23/11/2024).
Selain teknologi, yayasan ini juga dikenal dengan program Anak Asuh Berantai, yang telah mencetak 6.720 anak asuh lintas suku. Program ini menghubungkan keluarga dari latar belakang budaya yang berbeda, seperti suku Melayu dan Tionghoa, untuk memupuk solidaritas dan memutus rantai stereotip negatif.
“Setiap suku memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi. Dengan pola asuh silang ini, kami ingin menghapus kebencian dan prasangka yang tidak benar,” lanjutnya.
Dalam upaya mendukung siswa berbakat, yayasan juga menyediakan Sofyan Tan Scholarship. Hingga saat ini, sebanyak 34 siswa jenius telah menerima beasiswa penuh, mencakup biaya kuliah, transportasi, hingga buku, dengan total pembiayaan mencapai Rp 614 juta.
Tidak hanya itu, Yayasan Sultan Iskandar Muda memberikan fleksibilitas pembayaran uang sekolah bagi siswa yang kurang mampu. “Tidak boleh ada anak yang berhenti sekolah karena kesulitan biaya. Jika mereka mampu membayar 100 ribu, maka cukup bayar segitu,” tegas Sofyan Tan.
Selain akademik, yayasan ini juga menawarkan 52 kegiatan ekstrakurikuler yang beragam untuk mendukung keberagaman minat siswa, sekaligus memperkuat nilai-nilai multikulturalisme.
Dengan pendekatan yang inovatif dan inklusif, Yayasan Sultan Iskandar Muda terus menjadi pelopor pendidikan berbasis toleransi, menunjukkan bagaimana pendidikan dapat menjadi alat utama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan bagi semua anak tanpa kecuali, dengan harapan menciptakan generasi masa depan yang cerdas, toleran, dan berjiwa kemanusiaan tinggi,” pungkas Sofyan Tan.
Pewarta : Nicha R