SAMARINDA— Debat Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota digelar kembali di Hotel Mercure, Jalan Mulawarman, Samarinda pada Sabtu (09/11/2024). Debat kedua ini mengusung tema “Pembangunan Sosial Budaya, Perlindungan Anak dan Perempuan, Perbaikan dan Penataan Pemukiman.”
Sebagai calon tunggal, Andi Harun dan Saefuddin Zuhri dihadapkan oleh pertanyaan-pertanyaan dari panelis untuk dijawab secara terbuka.
Di segmen kedua, membahas tentang tingginya peningkatan laporan kasus kekerasan hingga 77 persen dalam 5 tahun terakhir oleh Sistem Informasi Simfoni PPA Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A). Berdasarkan data selama Februari 2024, Kota Samarinda mencatatkan 57 kasus kekerasan terbanyak. Hingga melibatkan 196 korban dan 127 di antaranya adalah anak-anak.
Menghadapi hal itu, Andi Harun merasa ada tiga faktor mengapa itu terjadi secara umum. Pertama faktor regulasi, kedua faktor strukrural dan ketiga faktor kultural.
“Program ke depan, kita akan evaluasi. Kita punya program kelurahan ramah perempuan dan anak. Ini mungkin butuh sampai ke tingkat bawah, di tingkat RT,” jawab Andi Harun.
Secara pandangannya, ketiga faktor yang disebutkan sudah dimaksimalkan dengan baik selama 5 tahun ia menjabat. Namun ternyata ada faktor lain yang ia paparkan.
“Melonjaknya kekerasan, data dari Komnas Perempuan itu terjadi sejak pandemi Covid-19. Dimulai dari WFH (Bekerja di Rumah) kemudian keterbatasan ekonomi, karena memang saat itu ‘Go down,’ karena itu pula kekerasan pada anak makin tinggi,” tambah sang petahana itu.\
Di akhir jawabannya, Andi Harun menegaskan akan adanya komitmen bersama. Tidak hanya pihak pemerintah, tetapi juga masyarakat. Sehingga kemudian bisa memberikan dampak penurunan angka kekerasan perempuan dan anak.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Nicha R
