MUJAHADAH yang baru saja dianugrahi Juara 1 Video Kreatif Tiktok tingkat Kaltim, Selasa (19/9/2023) lalu, ingin berbagi kisah setelah dirinya diberikan hadiah wisata literasi dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim),
Gadis berhijab ini menceritakan saat dirinya berada di Daerah Istimewa Kota Jakarta. Dia bersama teman-temanya yang juga pemenang lomba Video Kreatif Tiktok 2 dan 3 berkesempatan berwisata literasi ke gedung baru Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yang berada di Jalan Medan Merdeka Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat pada rabu (20/9/2023) lalu.
“Kami berangkat dari pukul 15.00 Wita tanggal 20 September 2023 dari Samarinda, sampai di Jakarta pukul 16.30 WIB, kemudian kami langsung menuju Perpusnas,” ujar mahasiswi Universitas Mulawarman Fakultan Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini.
Sesampainya di Perpusnas, gadis asal Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara ini disambut oleh pemandu dari Perpusnas yang akan mendampingi mereka untuk menuju gedung baru Perpusnas yang baru diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 14 September lalu. Mujahadah pun mengaku terkagum-kagum dengan kemegahan bangunan baru Perpusnas, karena besar dan terdiri dari 24 lantai.
Sebelum masuk ke bangunan perpustakaan tertinggi di dunia ini, Mujahadah melewati semacam pendopo yang difungsikan layaknya museum. Di sana ada empat ruangan, masing-masing dua di sebelah kanan dan kiri, yang menampilkan riwayat baca bangsa Indonesia.
Ruang Aksara menampilkan peta Indonesia di layar digital di salah satu sisi dindingnya. Layar tersebut dilengkapi dengan suara yang menceritakan kronologis rakyat Indonesia mengenal huruf.
Di sebelah Ruang Aksara, ada ruangan yang menyajikan penjelasan mengenai perkembangan media penulisan serta barang-barang yang menjadi saksi sejarah, seperti media tulis bambu, kayu alim, daun lontar, gebang, dluwang daluwang, kertas Eropa hingga kertas China.
Dan di selasar menuju gedung baru, naskah Nusantara asli dipamerkan dalam kotak-kotak kaca. Ada Nagarakretagama karya Empu Prapanca yang ahsyur, dan Babad Diponegoro yang yang ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro. Keduanya masuk dalam daftar warisan budaya dunia UNESCO.
Di pendopo museum juga ada buku-buku tentang presiden pertama Republik Indonesia Soekarno lengkap dengan foto-fotonya.
“Sebelum menuju gedung baru, kami melewati gedung yang namanya Gedung Trisula, kayak museum, ada berbagai macam aksara tua di sana seperti aksara Jawa dan Sunda. Kami juga diperlihatkan berbagai kertas jaman dahulu, ada alat transportasi seperti sepeda dan replika kapal untuk mengantar naskah melalui laut,” ungkap Mujahadah.
Keluar dari pendopo museum, ada ruang terbuka hijau dengan bunga warna-warni menuju gedung baru. Deretan lukisan Presiden Republik Indonesia, mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo menyambut pengunjung yang memasuki gedung.
Di tengah aula lobi utama berdiri rak buku yang menjulang hingga lantai keempat. Di atasnya terdapat langit-langit bergambarkan peta Indonesia.
“Di ujung pintu kita dihadapkan dengan perpustakaan sangat besar gitu 24 lantai perpus terbesar di dunia, dan waduh gede banget, waktu itu lagi kondisi rame-ramenya ada banyak sekolah dan instansi yang berkunjung,” katanya.
Naik satu lantai, ada Ruang Layanan Keanggotaan Perpustakaan, tempat pengunjung bisa mendaftar menjadi anggota untuk dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Setelah itu Mujahadah naik langsung kelantai punjak gedung baru tersebut dilantai 24. “Kita langsung disuguhi pemandangan kota Jakarta dari atas. Memang benar sih kata orang nampak berkabut seperti polusi udara, tapi dari atas itu kita masih bisa melihat Monas dan Masjid Istiqlal Jakarta. Gila tinggi banget sih dari atas,” tambahnya.
Perjalanan keliling Perpusnas adalah hari pertama wisata literasi Mujahadah dan teman-temannya, setalah asik berkeliling dari perpusnas, meraka beristirahat di Hotel Horison, karena esok hari akan ada petualang lainnya di kota Bogor. (Adv)
Pewarta : Hanafi
Editor : Nicha Ratnasari