spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

20 PTV Ditunjuk Jadi Pengampu Program Penguatan Kemitraan, Salah Satunya Politeknik Negeri Samarinda

JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menunjuk sebanyak 20 perguruan tinggi vokasi (PTV) menjadi pengampu Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah.

Dari 20 PTV tersebut, salah satunya adalah Politeknik Negeri Samarinda yang akan membawahi PTV anggota konsorsium wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Yakni, Politeknik Negeri Balikpapan, Politeknik Negeri Nunukan, dan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

“Saat ini kami laporkan terdapat 20 Perguruan Tinggi Vokasi yang menjadi pengampu program. Namun, yang terlibat dalam program ini mencapai 65 PTV negeri dan swasta yang menjadi anggota konsorsium. Jadi total ada 85 PTV dari 27 Provinsi di seluruh Indonesia” ucap Uuf Brajawidagda selaku Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri pada acara Kick Off Nasional Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah, Selasa (22/8/2023) di Auditorium Hotel Milenium, Jakarta.

Program yang didanai  Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini, kata Uuf, merupakan grand design pengembangan inovasi di daerah/wilayah dalam kurun waktu tiga tahun mengacu pada potensi dan keunggulan, serta agenda prioritas pembangunan daerah. Pada tahun pertama program akan menghasilkan policy brief, yang berisi workforce planning dan innovation planning. Sementara pada tahun kedua dan ketiga fokus luaran program adalah mengimplementasikan innovation planning yang telah dibuat di tahun sebelumnya melalui jejaring kemitraan untuk menghasilkan inovasi.

Dengan adanya program ini, pemerintah mendorong kolaborasi antara entitas pendidikan vokasi dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Uuf berharap program ini dapat membangun jembatan sekaligus melampaui tembok tinggi antara SMK, PTV, dan Lembaga Kurusus dan Pelatihan (LKP serta aktor-aktor yang bertanggung jawab terhadap pembangunan daerah/wilayah.

“Kami mengundang seluruh entitas pendidikan vokasi di daerah serta industri dan pemerintah provinsi, untuk dapat turut serta bergabung dalam mewujudkan visi bersama. Dana yang dialokasikan oleh LPDP pada program ini untuk tahun 2023 senilai Rp14,9 miliar saja, tetapi yang dikerjakan oleh pengampu program merupakan hal yang sangat strategis, yaitu membawa iklim ilmiah dan kritis ke pembangunan ekonomi daerah bukan mengilmiahkan pembangunan ekonomi daerah” ucap Uuf.

Masih di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengungkapkan, program ini perlu dimaknai sebagai respons pendidikan vokasi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

“Melalui program ini diharapkan pendidikan vokasi dapat membangun kemitraan strategis sehingga mampu menjadi salah satu aktor serta motor penggerak pembangunan ekonomi di daerah,” tutur Kiki.

Adapun Direktur Utama LPDP yang diwakili oleh Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Layanan LPDP, Dhani Setyawan menambahkan,  program ini sangat baik karena memberikan manfaat yang signifikan di berbagai tingkatan, mulai dari level daerah hingga nasional. Dhani juga mengapresiasi pendekatan menyeluruh dan bekerlanjutan pada program ini, karena tidak hanya merencanakan tetapi juga mengimplementasikan innovation planning untuk mendorong pembangunan di berbagai daerah.

“Dukungan kami (LPDP) tidak hanya terbatas pada pendanaan, melainkan juga pada aspek yang lebih luas, kami percaya bahwa kolaborasi antara PTV dan industri memiliki potensi besar dalam menghasilkan inovasi yang relevan dan bermanfaat. Oleh karena itu, kami secara aktif mendukung upaya ini melalui pemberian dukungan keuangan dan fasilitas lainnya” tegasnya.

Disebutkan, kerja sama LPDP dengan Ditjen Pendidikan Vokasi dimulai pada tahun 2021 dengan nama program Riset Keilmuan Terapan bagi dosen PTV. Program itu dilaksanakan dengan baik secara laporan maupun hasil.

“Adapun komitmen kerja sama ini disusun untuk program multiyear (3 tahun) dengan komitmen pendanaan sebesar Rp 55 miliar yang dibagi menjadi tiga tahun pendanaan. Tahun pertama, sebesar Rp 15 miliar, Tahun kedua  dan ketiga sebesar Rp 20 miliar,” pungkasnya. (cha)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti