TARAKAN – Longsor melanda beberapa tempat di Tarakan setelah hujan deras melanda sejak Minggu malam sampai Senin (28/9/2020) dini hari. Longsor menerjang puluhan rumah yang sebagian besar berlokasi di perbukitan. Akibat musibah ini, hingga Senin (12/9/2020) siang, tercatat sudah 14 orang meninggal.
Menurut Kepala Satpol PP dan PMK Kota Tarakan Hanip Matiksan, korban ditemukan meninggal di Juata Permai, Juata Kerikil, Gunung Selatan, Kampung Satu, dan Karang Anyar Pantai. “Juata Permai 7 orang meninggal, Juata Kerikil atau korban yang berada di Gunung Selatan 3 orang, Kampung Bugis yang masih termasuk RT 20 Kampung Satu skip 3 orang, dan Karang Anyar Pantai 1 orang,” ungkap Hanip kepada wartawan.
Menyusul proses pencarian yang terus berlangsung, lanjut Hanip, jumlah korban kemungkinan besar bertambah lagi. Salah satu alasannya, tambah dia, karena lokasi terjadinya longsor sulit dijangkau tim penolong.
Dilaporkan juga, dua dari korban tewas adalah seorang ayah dan anaknya. Saat ditemukan, jenazah mereka dalam keadaan berpelukan. “Jenazah kedua kondisinya bertumpuk, mereka berpelukan. Keduanya ayah dan anak laki-laki. Kita juga langsung evakuasi ke rumah keluarga di sekitar lokasi kejadian,” sebut Kepala Kantor Basarnas Kota Tarakan Amiruddin kepada wartawan kompas.com.
Keduanya diketahui bernama Peter Bati (40) dan Gonsa (11). Amiruddin menyebutkan, ibu dalam keluarga ini yang bernama Ana (30) juga ditemukan tewas. Kini ketiga jenazah korban tanah longsor ini sudah dievakuasi ke rumah keluarga yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Selain tiga orang dalam satu keluarga tersebut, kejadian ini juga menyebabkan seorang remaja bernama Ariel (12) tewas.
Awalnya, Ariel ditemukan dengan kondisi setengah badannya terkubur. Saat itu dia masih dalam keadaan hidup sehingga dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. “Info terakhir yang kami dapat, dia (Ariel) meninggal dunia,” jelas Amiruddin. (net/red2)